Rabu, 17 Mei 2017

PK Vaganza Ajang Unjuk Bakat Sekaligus Panutan Awal Agenda Besar Fakultas Dakwah

Salatiga - Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah IAIN Salatiga menggelar acara PK Vaganza. Acara tersebut meliputi fashion show, pameran iklan, acoustics music,  dan pres realist pada Selasa (16/05). Acara ini adalah agenda dari mata kuliah Perencanaan Kehumasan (PK). Muna Erawati selaku dosen pengampu mata kuliah PK ini menuturkan bahwa acara PK Vaganza ini sebagai wujud praktik dari mahasiswa untuk mendalami mata kuliah. Dengan adanya praktik semacam ini, mahasiswa dapat lebih memahami lebih dari hanya sekedar teori.
Acara yang berlangsung di Gedung KH. Hasyim Ash'ari Kampus 3 IAIN Salatiga ini mendapat banyak apresiasi dari berbagai kalangan, terutama pihak dekanat yang telah sudi bergabung dan menyaksikan serangkaian acara tersebut. Meski acara tidak dibuka untuk umum, namun banyak mahasiswa dan staf karyawan yang ikut menyaksikan, sehingga launge room mejadi terlihat penuh dan padat. Hal tersebut jauh dari bayangan panitia sebelumnya.
"Meski banyak kendala yang dihadapi, namun saya tidak menyangka bahwa acara ini bisa menjadi pecah," ungkap Bahtiar Hamzah selaku ketua panitia.
Selain untuk ajang mempresentasikan diri dan menguji mental, kegiatan ini juga melatih agar mahasiswa bisa menjadi profesional. "Tidak hanya menguasai materi, namun mahasiswa juga harus bisa mempraktikan. Tujuannya agar terlihat beda dari kuliah yang lain, sehingga tidak bosan. Hal itu juga mengarah pada perkembangan zaman yang nantinya banyak orang yang malas mengurusi masalah tekhnis sehingga membutuhkan EO untuk menggarap acaranya. Jadi mahasiswa harus dilatih profesional mulai sekarang,"
Merujuk pada konsentrasi yang ada di KPI, seperti broadcasting, public relation dan jurnalistik acara ini menjadikan profesi yang diharapkan terlihat, sehingga mahasiswa tidak lagi ragu jika lulus dari KPI nantinya mau kerja dimana. Jika skill dan bakat mahasiswa sudah terbentuk hal tersebut menjadikan semangat pihak dekanat untuk mengembangkan sarana seperti laboratorium recording dan radio, yang rencana akan digarap setelah lebaran 2017.
"Acara PK Vaganza ini juga menjadi ajang sosialisasi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas KPI. Kegiatan ini bisa menjadi ajang sosialisasi dan bisnis. Dengan adanya kegiatan seperti ini masyarakat luas bisa tahu terutama calon mahasiswa bahwa KPI mampu berkarya dan bersaing dengan yang lain karena kita punya produk," tutur Mukti Ali selaku Dekan Fakultas Dakwah.
"Nah, untuk bisnisnya, dengan pakaian batik seperti yang dikenakan oleh para model, jika diuplade di media sosial bisa menjadi wadah bisnis. Siapa tahu nanti ada yang memesan batik atau sepatu, kan lumayan," tambahnya.
Harapan kedepannya untuk membuat acara seperti ini bukan hanya dari mata kuliah namun tingkat fakultas bahkan bisa tingkat IAIN. Sehingga dapat memberi kesempatan bagi mahasiswa dari jurusan lain yang juga ingin menunjukkan skill. (Ida Fadilah/KPI)
Foto by : @retnoindriast

Senin, 08 Mei 2017

Manggung di 17 Kota di Indonesia, Akhirnya Sisir Tanah Sampai di Salatiga



Salatiga - Kelompok Belajar Qoriyah Tayyibah (KBQT) menjadi tempat rilis band Sisir Tanah asal Yogyakarta pada Kamis 27 April. Lagu Bahagia adalah judul lagu yang di launching oleh band Sisir Tanah, lagu tersebut diciptakan oleh Bagus Dwi Danto. Lagu dengan genre folk ini bertujuan untuk menggambarkan petani yang bersusah payah dalam memberikan pangan untuk masyarakat.
Pada awalnya Danto berfokus pada sastra, terlebih puisi, namun pada akhirnya merambah ke dunia musik. Dulunya stok tulisan yang dibuat hanya untuk performan art. Tulisan-tulisan sastranya sempat diantologikan namun tidak dipublikasikan, hanya menjadi dokumen pribadi.
Alasan menggunakan nama Sisir Tanah karena menurut Danto nama ini unik dan jelas menggambarkan para petani. Sisir yakni gambaran alat yang digunakan untuk membajak sawah, dan tanah adalah tempat atau lahan yang dibajak. Hal itu menurutnya adalah proses awal yang bermanfaat untuk banyak orang.
Ketika membuat lagu dengan judul Lagu Bahagia, Danto masih terbawa sastra sehingga dalam liriknya pun masih banyak yang bermakna sastra. Lagu ini pada awalnya diciptakan untuk pribadi, namun pada akhirnya berkembang untuk didengarkan kepada orang lain. Pada proses syuting video klip, band Sisir Tanah hanya memakan waktu selama satu bulan. Setelah itu Danto mencari chanel  ke teman-temannya yang ada di seluruh Indonesia dengan tujuan ingin mengenalkan lagu sekaligus ingin mempromosikan lagu untuk rakyat ini.
Sisir Tanah manggung di 17 kota yang tersebar di Indonesia. Awalnya manggung di Jakarta Pusat dan akan diakhiri di Jogja pada tanggal 6 Mei di IFI. Pada awalnya berencana akan manggung di 20 kota di Indonesia namun ada 3 yang kota berhalangan yang terpaksa harus dibatalkan. Hebatnya band Sisir Tanah tour swadaya dengan biaya 0 rupiah karena modal mereka hanyalah sebuah tekad. Hal demikian karena Danto dan kawan-kawan menghubungi teman-temannya untuk membantu me-launching-kan lagu ini, seperti manggung di KBQT.
Pesan yang ingin disampaikan adalah cinta, bagaimana cinta bisa mempengaruhi segalanya. Kata cinta banyak digunakan dalam lirik Lagu Bahagia ini, pemilihan kata tersebut menurutnya bisa mengajak siapa saja yang mendengar untuk menjaga semangat hidup dan menyalakan harapan serta untuk memperjuangkan hidup mereka.
"Ayo bangun semangat hidup!" tutur Danto penuh semangat. "Arah kiblat lagu ini ke kehidupan cinta dan arah yang baik," tambahnya.
Dengan kata cinta Danto ingin mengungkapkan perasaan itu melalui Lagu Bahagia. (Ida Fadilah)

Selasa, 02 Mei 2017

Berlatih Jurnalis Lagi - LPM DinamikA



Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut (PJTL) adalah agenda rutin tahunan yang dilaksanakan oleh LPM (Lembaga Pers Mahasiswa) DinamikA Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pada tahun 2017 ini PJTL dilaksanakan di Kragilan, Pakis, Magelang.

Pembukaan acara pada Jumat, 21 April di Auditorium Kampus 2 IAIN Salatiga. PJTL disambut dan dibuka langsung oleh pembina, Guntur Cahyono. Sedikitnya 50 mahasiswa yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) mengikuti acara tersebut.

Tidak tanggung-tanggung acara berlangsung selama 5 hari, hal tersebut menurut panitia sebagai ajang untuk bisa berproses (jurnalis) lebih matang. Hasil dari pelatihan tersebut adalah majalah, majalah yang dibuat oleh masing-masing grup atau kelompok.

Kamis, 27 April 2017

Korelasi Antara Teori Sosiologi dan Komunikasi

Korelasi saling mendukung antara ilmu sosiologi dan ilmu komunikasi. Hal tersebut terjadi karena sosiologi itu adalah landasan ilmu komunikasi. Sebagaimana kita ketahui bahwa pembentukan kelompok yang terjadi melalui proses interkasi sosial, pembentukan masyarakat pun terjadi melalui proses interaksi antarkelompok. Proses pembentukan interaksi kelompok dan masyarakat luas itu terjadi melalui komunikasi. Komunikasi itulah yang menghasilkan interkasi sosial dan memungkinkan adanya kontak sosial. Pada kenyataannya bahwa yang menjadi perhatian komunikasi juga menjadi perhatian sosiologi. Hal ini terjadi karena ranah sosiologi komunikasi adalah kajian sosiologi dan kajian komunikasi seperti individu, kelompok, masyarakat, dunia dan interaksinya.
Efek media memiliki ruang bahasan yang luas terhadap konsekuensinya pada proses-proses sosial, menyangkut individu, kelompok, masyarakat maupun dunia, termasuk aspek-aspek yang merusak seperti kekerasan, pelecehan, penghinaan, bahkan sampai pada masalah-masalah kriminal. Pengaruh efek media juga ikut life style dan kelahiran norma sosial baru di masyarakat terutama pada masyarakat kosmopolitan, sekuler, cerdas, professional, materialis, hedonis serta perkembangan telematika tidak saja memasuki ranah sosial, namun juga memasuki ranah hukum dan bisnis.
Teori Sosiologi Positivis - Auguste Comte (1798-1857) mengembangkan pandangan ilmiahnya yakni positivisme atau filsafat sosial untuk menandingi pemikiran yang dianggap filsafat negatif dan destruktif. Positivisme mengklaim telah membangun teori-teori ilmiah tentang masyarakat melalui pengamatan dan percobaan yang kemudian mendemonstrasikan hukum-hukum perkembangan sosial. Aliran positivis percaya dengan kesatuan metode ilmiah akan mampu mengukur secara objektif mengenai struktur sosial. Ilmu baru ini akhirnya menjadi ilmu dominan yang mempelajari struktur sosial dan dinamika sosial (perubahan sosial).
Teori Agenda Setting - Agenda-setting diperkenalkan oleh McCombs dan DL Shaw (1972). Asumsi teori ini adalah bahwa jika media memberi tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting. Jadi apa yang dianggap penting media, maka penting juga bagi masyarakat. Dalam hal ini media diasumsikan memiliki efek yang sangat kuat, terutama karena asumsi ini berkaitan dengan proses belajar bukan dengan perubahan sikap dan pendapat.
Dalam teori agenda setting saat ini masyarakat begitu dipermainkan oleh media. Bahkan pemerintahpun seakan tunduk pada media, hal itu dikarenakan efek media yang ditimbulkan membuat pemerintah tak dapat berkutik. Dalam dunia jurnalis pemerintah telah memegang beberapa reporter dan wartawan untuk memberitakan hal yang baik saja. Apalagi dalam politik, partai tertentu telah meminta pada wartawan untuk menyorot isu atau peristiwa yang sekiranya memguntungkan namun harus dibumbui dengan sesuatu.
Seperti pada teori sosiologi positivis, Comte percaya bahwa pendekatan ilmiah untuk memahami masyarakat akan membawa pada kemajuan kehidupan sosial yang lebih baik. Dengan demikian, melalui sosiologi diharapkan mampu mempercepat positivisme yang membawa ketertiban pada kehidupan sosial. Mungkin pemerintah membungkam wartawan untuk tidak menguak kejahatan (korupsi misalnya) yang telah dilakukan karena hal tersebut bertujuan agar pemerintahannya supaya terdengar baik-baik saja. Pemerintah tidak ingin membuat kepercayaan yang telah dibangun di masyarakat menjadi hancur, karena pencitraan itu penting. Tak ubahnya seorang pejabat yang mempertahankan kekuasaan, meskipun ia sudah melakukan berbagai macam pelanggaran namun ia akan  tetap bersikeras untuk bisa pada posisi meskipun telah diujung tanduk.
Kedua teori tersebut menjelaskan bahwa untuk menuju kehidupan sosial yang lebih baik haruslah ada perencanaan yang matang sebelum informasi buruk menyebar. Meski harus dengan pembohongan publik namun hal itu memilki tujuan baik. Persoalan tersebut sudah viral dikalangan masyarakat.

Jumat, 21 April 2017

Hari Kartini - Berkaca dari Gadis Diffabel

Dalam meraih mimpi dan cita-cita seseorang tak musti memiliki fisik yang sempurna. Seorang penyandang difabel pun bisa menjadi sukses lantaran usahanya yang gigih. Meski berada dikeluarga lebih dari cukup namun tak ada niat yang menghalangi untuk menjadi gadis mandiri dan mau berusaha. Itulah Arifah, gadis berusia 32 tahun yang bertempat tinggal di Tlatar RT/RW 22/11, Tegalrejo, Tengaran, Kab. Semarang. Baginya diberi kesempatan untuk menghirup udara adalah sebuah rahmat luar biasa yang diberikan oleh Sang Maha Kuasa.
Merasa Berbeda dengan Yang Lain
Merasa beda? Ya tentu saja, dengan keadaan fisik yang abnormal sempat membuat Arifah putus asa. Pasalnya ia juga mempunyai keinginan untuk bersekolah seperti pada umumnya, namun hal itu urung dilakukan karena mengingat kondisi yang tidak memungkinkan. Terlahir menjadi anak pertama dari tiga bersaudara menjadikan Arifah kuat dan dewasa. Ia tak sendiri dalam menjalani hidup sebagai difabel, adiknya pun bernasib sama. Sebut saja dia Sodiq Maskuri (24), saat ini dia telah berada di BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta untuk bersekolah dengan penyandang difabel lainnya. Beruntung adiknya yang bernama Taufik ia bukan difabel, ia bisa dikatakan sempurna secara fisik. Rasa iri terhadap adiknya tentu ada, namun itu tak sedikitpun membuat Arifah berhenti menyayangi adiknya.
Rejeki Tak Pernah Tertukar
Wanita yang lahir di Kab. Semarang pada 9 Februari 1985 ini bukan seseorang yang mau berdiam diri dalam menjalani hidup, semangat yang luar biasa ia tanamkan dalam hati meski raga tak mendukungnya penuh. Keterampilan dalam membuat aksesoris telah membuka peluang besar dalam hidupnya, karyanya sudah ia pasarkan ke beberapa toko dan warung. Bahkan pernah ikut pameran di Jakarta, Semarang dan Salatiga. Dalam penjualannya yang masih minim dan meskipun penghasilannya tak sebanyak yang ia inginkan, namun hal itu tak membuatnya lengah. Ia terus belajar dan berusaha membuat kreasi yang mengikuti trend.
Pada awalnya ia hanya iseng ikut membuat aksesoris seperti bros dan bando dari tetangganya, Sumarjono. Arifah menganggapnya sebagai guru karena berkatnya ia kini bisa menjadi pebisnis. Tak lepas dari itu niat Arifah begitu besar dan kuat, cita-cita yang ia inginkan terwujud meski tidak secara instan. Justru dengan cara bertahap inilah yang membuat Arifah senang karena bisa menikmati sebuah proses, ia menjadikan waktu luang yang teramat banyak menjadi bermanfaat.
Dukungan Menumbuhkan Semangat
Dengan dukungan penuh dari keluarga, Arifah kini menjual aksesoris, boneka dan tempat pensil (dari kain flanel) melalui media online. Menurutnya ini adalah cara yang paling nyaman dalam berniaga, karena tak perlu lagi menyiapkan tenaga lain untuk menyetorkan barang yang dititipkan di warung dan toko.
Selain hanya duduk menunggu pesanan ia tak perlu lagi memikirkan bagaimana jika barang dagangannya tidak terjual habis. Karena sangat jelas, ia hanya perlu memotret satu barang lalu ia jual. Jika ada pesanan baru ia membuat, jadi tak akan sia-sia.
"Alhamdulillah setelah jualan di online tingkat penjualan menjadi 80%. Saya begitu bersyukur meski terkadang di php (pemberi harapan palsu) sama pembeli karena mereka hanya bertanya tapi tidak membeli, pesan tapi malah kabur," ujarnya dengan tertawa lepas.

Rabu, 19 April 2017

Pentingnya Toleransi dalam Komunikasi Antar Budaya Masyarakat-Tugas UTS Komunikasi Antar Budaya

Komunikasi antar budaya dari masing-masing daerah akan terjalin apabila masyarakat bisa saling memahami. Bagi masyarakat yang tinggal di daerah keraton, biasanya akan mengikuti tradisi atau budaya yang dilakukan didalamnya. Mereka cenderung toleransi terhadap ritual meski mereka tidaklah wajib mengikuti tradisi tersebut. Tanpa adanya pemaksaan pun mereka dengan sendirinya akan mengikuti arus budaya yang diciptakan.
Bagi masyarakat yang tinggal di pedesaan pastinya akan lebih ramah dan sopan kepada tamu daripada masyarakat kota. Di pedesaan, ketika ada tamu datang mereka langsung berbenah diri, mempersilakan dan menyuguhi apa yang mereka punya, minimal teh manis. Bahasa yang mereka gunakan juga halus, sehingga membuat tamu merasa begitu dihormati dan dihargai. Budaya seperti inilah yang patut dicontoh.
Berbeda dengan masyarakat kota, mereka cenderung jutek terhadap tamu. Jangankan orang asing, tetangganya sendiripun mereka terkadang tidak peduli. Sebagian dari mereka beranggapan bahwa 'saya sudah bisa hidup sendiri karena saya sudah punya pembantu dan satpam'. Dengan modal pekerjanya mereka sudah merasa hebat sehingga tak perlu lagi bersosial.
Tak mudah bagi seseorang yang baru pindah ke dalam suatu masyarakat yang kental akan budaya atau tradisi. Mau tidak mau mereka harus melakukan apa yang sudah menjadi budaya dimasyarakat tersebut. Misal mahasiswa yang KKN di daerah pelosok Kalimantan. Di masyarakat yang masih bersuku itu tentulah pendatang harus melakukan ritual penyambutan yang sangat asing.Pada awalnya mereka pasti melakukan penolakan budaya tersebut namun mereka terikat karena sudah terlanjur masuk ke daerah dan mereka membutuhkan masyarakat untuk menggarap programnya. Disinilah toleransi antar budaya berlangsung, mereka harus pandai berkomunikasi dengan masyarakat agar tujuan dapat tercapai.

Selasa, 18 April 2017

Mari Menjadi Perempuan yang Baik - Tugas Reporting

Penampilan menarik sepertinya menjadi harga mati bagi seorang wanita yang terjun di dunia hiburan. Jadi tak heran jika ada artis yang berusaha agar penampilannya tetap sedap dipandang mata. Bahkan tak jarang selebritis perempuan memperlihatkan sisi keseksian yang mereka miliki. Mulai dengan mengenakan pakaian yang super ketat hingga vulgar sampai memperlihatkan setiap lekuk atau bagian tubuh tertentu. Namun dengan tampilan seperti itu, bukannya mendapat sanjungan malah menuai banyak kritik dari netizen.
Seperti halnya Dewi Persik, Olla Ramlan, Ariel tatum, Nikita Mirzani, dan Marshanda. Siapa yang tak kenal artis-artis papan atas ini. Selalu membuat heboh dunia media sudah menjadi hobi, mereka tak jera ketika mengenakan pakaian seksi meski telah menuai banyak kontroversi. Dengan kostum seksi yang mereka kenakan dalam acara atau manggung membuat sebagian pemirsa merasa jijik. Bagaimana tidak, mereka dengan PD-nya memamerkan sebagian tubuh di depan kamera tanpa merasa risih.
Seperti Olla Ramlan yang memamerkan tubuhnya pada iklan produk pelangsing badan di sebuah stasiun swasta. Hello, sadar tidak sadar dia memberikan contoh buruk kepada anak-anak (termasuk anaknya) yang tidak sengaja melihat, apalagi dalam stasiun televisi tersebut banyak menontonkan acara kartun. Terlebih, anak muda saat ini cenderung mengikuti arus modernisasi. Apa yang dilakukan idolanya, ia akan termakan untuk mengukitunya. Terutama remaja-remaja perempuan yang menganggap bahwa memiliki tubuh indah adalah pilihan terbaik.
Apalagi  mereka adalah seorang muslimah. Bukankah harusnya mereka tahu bahwa kewajiban seorang muslimah adalah mengenakan jilbab? Ataukah kini mereka beranggapan bahwa seorang muslimah berganti ajaran untuk tidak memakai pakaian syar’i?
Bangun! Tanpa mengenakan pakaian yang ketat dan seksi mereka masih bisa bekerja. Apalagi di dunia entertaiment, peluang untuk bermain iklan, film dan sinetron sangat besar jika mereka memang sudah memiliki kemampuan.
Jika ketika mereka memakai pakaian vulgar untuk tidak menjadi konsumsi publik sih saya rasa tidak masalah, itu akan aman-aman saja. Tapi, lihat dimedia sosial apapun mereka dengan mudahnya memposting foto-foto menjijikkan. Mungkin bagi mereka hasil foto yang seperti itu menjadi sebuah kebanggaan, tapi bagi para penikmat media (tv, internet, surat kabar) akan mengganggap bahwa mereka adalah orang gila, gila dalam artian kehilangan rasa malu. Atau mereka sebenarnya hanya ingin menjadi tenar dan menaikkan rating? Tak perlu dengan cara-cara buruk seperti itu, masih banyak cara yang bisa mereka lakukan dengan hal-hal positif untuk bisa membuat pemirsa kagum. Ya, meski tidak memakai hijab telah menjadi budaya, terutama di Indonesia, namun setidaknya bisa memakai pakaian yang sopan. Bahkan kini dengan terbiasanya melihat orang-orang berpakaian ketat, masyarakat banyak menanggap bahwa mereka yang memakai pakaian syar’i atau bercadar adalah orang aneh.
Siapapun, entah siswa, mahasiswa, artis, maupun pejabat sekalipun jika apa yang dikenakan tidak layak untuk dipamerkan, ya, tidak usah dibeberkan ke dunia sosial. Cukup untuk sajian suami atau keluarga dekat, atau bisa hanya dipakai untuk di kamar. Menjadi seorang wanita memanglah sulit karena dari segi apapun banyak para hidung belang yang diam-diam menikmati (meski hanya dengan memandang) keindahan tubuh wanita. Bukankah dalam Al-Quran, Allah pernah menyebutkan dalam QS. an-Nur : 31 “Katakanlah, (wahai Nabi Muhammad) kepada wanita-wanita mukminah, ‘Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka dan janganlah mereka menampakkan hiasan (pakaian, atau bagian tubuh) mereka kecuali yang (biasa) nampak darinya dan hendaklah mereka menutupkan kerudung mereka ke dada mereka.”
Ayat tersebut sangatlah jelas bahwa muslimah diwajibkan untuk menutup aurat. Saya tidak berkata bahwa saya adalah muslimah yang baik, yang mengenakan pakaian syar’i, tidak! Saya hanya berusaha memperbaiki diri saya yang sudah penuh dengan dosa dengan tidak memamerkan tubuh saya ke khalayak umum.
Secara tidak sadar, manfaat menutup aurat sangatlah banyak seperti terhindar dari godaan laki-laki atau preman, mereka akan lebih menghargai wanita yang badannya tertutup daripada wanita yang mengumbar aurat kepada siapapun. Saya yakin bahwa sebusuk-busuknya (jahat) lelaki pasti mereka menginginkan pasangan (wanita) yang baik bahkan solehah.

Sabtu, 08 April 2017

Bangganya Bisa Melihat Pak Jokowi : Survey Pembangunan Jalan Tol Bawen-Salatiga

Salatiga - Sabtu, 8 April sebanyak 500 aparat kepolisian, koramil, dan korim Jawa Tengah dikerahkan untuk mengamankan jalan raya Solo-Bawen. Hal tersebut dikarenakan Pak Joko Widodo, Presiden Indonesia akan mengadakan survey terhadap pembangunan jalan tol Bawen-Salatiga.
"Setelah mensurvey Presiden akan langsung kembali ke Solo." tutur Agus P dari TNI AD yang turut serta mengamankan jalan.
Warga yang mendapat kesempatan melihat Jokowi secara langsung merasa bangga dan senang karena tidak hanya melihat dari tv atau media lain orang no satu di Indonesia.
"Wah, untung saya disini jadi bisa melihat Pak Jokowi langsung. Saya merasa senang dan bangga mbak karena jarang sekali pak presiden lewat sini," ujar Eko (45) sopir angkot Sruwen-Salatiga.

Kamis, 06 April 2017

Ke arah mana ku melangkah?

Entahlah?
Senja melambai mengajak pulang
Pulang membawa raga yg tak mau beranjak
Beranjak ingin terus bersama dalam bahagia
Bahagia yang tersirat oleh luka
Luka bekas tergores pahitnya rasa

Rasa yang sampai kini bertahan
Bertahan menanti kepastian
Kepastian yang teramat dalam
Dalam bayangan sang rembulan
Rembulan yg enggan lagi bersinar

Bersinar hanya untuk pendamba
Pendamba yang egois akan segalanya
Segalanya yang hanya fana dan semata
Semata-mata karena sebuah rasa cinta
Cinta yang hancur lebur karna kebohongan
Kebohongan tanpa memikirkan kejujuran

Dalam genggaman Allah

Islam, siapa tak mengenal agama yang dianggap sebagai penghancur dunia. Persepsi yang diluncurkan oleh orang-orang yang tak tahu membuat Islam berada diujung tanduk. Meski begitu, muslim masih memegang teguh apa yang diyakininya yakni Allah.

Banyak orang yang membenci Islam, namun semakin banyak pula orang yang masuk Islam. Dalam kehidupan yang penuh fana ini seorang muslim harus kuat dan teguh pendirian dalam menghadapi berbagai ancaman, buly-an, hinaan, cacian, dan banyak hal buruk lainnya.
Apakah usia Islam akan bertahan lama? Entahlah? Namun hal itulah yang diinginkan setiap muslim. Bahkan lebih dari itu bahwa muslim menginginkan semua orang yang ada dibumi ini menjadi Islam. Islam dalam arti yang sesungguhnya, bukan Islam ktp.
Semoga islam bisa dengan mudah menyebarkan kebenaran tanpa harus melalui jalur perang.