Kebudaayaan adalah
seluruh kemampuan manusia didasarkan pada pemikiran, tercermin pada perilaku
dan pada benda-benda hasil karya dari hasil belajar. Dengan demikian,
kebudayaan merupakan hasil ciptaan manusia. Masyarakat menganggap kesenian reog
hanya sebuah kesenian masa lalu yang dianggap kesenian memanggil setan dengan
aura mistis. Anggapan tersebut karena adanya pemain yang kesurupan pada saat
menari.
Seni reog merupakan
budaya yang telah ada sejak zaman dahulu. Reog dimanfaatkan sebagai sarana
untuk mengumpulkan massa dan sarana komunikasi. Kesenian reog terus berkembang
seiring dengan berjalannya waktu. Seperti kesenian reog di dusun Bener
Prampelan, Kaligentong, Ampel, Boyolali yang berdinamika mengikuti arus zaman.
Seni reog menjadi pilihan
masyarakat untuk memeringati hari penting, sepeti merti dusun, hajatan, hari
kemerdekaan, bahkan tasyakuran nikah. Sebelum menjadi seni reog modern yang
menyajikan pertunjukan dengan peralatan masa kini, sepereti drum, gitar, piano
dan lain-lain, Seni Reog Ngesti Rahayu sempat memulai pertunjukan dari
menampilkan wayang orang. Dari wayang orang beralih menjadi seni reog
tradisional dengan menggunakan alat musik gamelan.
Warok
Warok merupakan pasukan
yang bertarung antara kebaikan dan kejahatan yang dikisahkan melalui seni reog.
Ada istilah warok tua dan warok muda. Istilah warok tua adalah pengayom,
sedangkan warok muda adalah warok yang masih menuntut ilmu atau tahap belajar.
Warok adalah orang yang mempunyai tekad suci, siap memberikan tuntunan dan
perlindungan tanpa pamrih.
“Warok iku asale saking
kata wewarah. Artine, wong kang dadi warok amargo iso menehi patunjuk utawi
pengajaran kanggo wong lio ugi urip sing apik,” (warok berasal dari kata
wewarah. Artinya, orang yang menjadi warok karena bisa memberi petunjuk atau
mengajaran bagi orang lain tentang hidup yang baik) kata Sugeng, ketua seni
reog ngesti rahayu.
Seperti melamar
pekerjaan, warok juga memiliki beberapa syarat. Adapun syarat yang harus
dilakukan oleh warok adalah tubuh harus bersih karena akan diisi (hal Ghaib),
mengekang segala hawa nafsu, seperti berpuasa menahan lapar dan dahaga. Calon
warok akan diberi berbagai ilmu ghabi atau ilmu kanuragan dan kebatinan.
Setelah menguasai ilmu tersebut, calon warok dikukuhkan menjadi warok.
Warok mendapatkan sebuah
senjata berupa tali panjang dan tebal
berwarna putih yang disebuat kolor wasiat. Kesaktian senjata tersebut dapat
menjadikan warok dipandang sebagai orang yang disegani, bahkan beberapa orang
ketika akan melakukan sesuatu meminta restu padanya. Namun kini hanya tinggal
cerita, karena kini senjata tersebut tidak banyak yang memiliki. Pada umumnya,
ilmu itu hanya untuk memebrikan pertolongan kepada orang yang sedang dilanda
musibah atau kesusahan dan bahaya. Namun bila ada perlawanan, juga akan
digunakan untuk membela diri.
Berbeda istilah dengan warokan.
Jika warok adalah orang yang tidak suka menonjoolkan kesaktian ilmunya, namun
jika warokan hanyalah sebuah pengiring yang tampil pada saat perunjukan reog.
Reog
Tradisional vs Reog Modern
Reog tradisional identik
dengan menggunakan alat musik gamelan, seperti kendang dan lain-lain. Reog
tradisional disebut juga reog keprajuritan yang mempunyai pakem cerita Panji.
Biasanya didalamnya terdapat prajurit kuda, prajurit tombak, dan punokawan.
Sesajen juga turut disajikan dalam pertunjukan, seperti berbagai kembang,
kemenyan, pisang kepok dan lain-lain.
Sedangkan reog modern
merupakan jenis reog yang sudah diberi modifikasi masa kini. Seperti iringan
musik dangdut atau campursari. Seni reog modern disebut juga dengan jatilan
atau kuda lumping. Kuda lumping
merupakan seni tari yang dimainkan dengan properti berupa kuda tirauan, yaang
terbuat dari anyaman bambu atau kepang. Ada beberapa yang menyebutkan bahwa
Kuda Lumping menggambarkann kisah perjuangan Raden Patah, yang dibantu oleh
Sunan Kaljaga, melawan penjajah Belanda.