Senin, 04 Juni 2018

Kilas Seni Reog Ngesti Rahayu




Kebudaayaan adalah seluruh kemampuan manusia didasarkan pada pemikiran, tercermin pada perilaku dan pada benda-benda hasil karya dari hasil belajar. Dengan demikian, kebudayaan merupakan hasil ciptaan manusia. Masyarakat menganggap kesenian reog hanya sebuah kesenian masa lalu yang dianggap kesenian memanggil setan dengan aura mistis. Anggapan tersebut karena adanya pemain yang kesurupan pada saat menari.
Seni reog merupakan budaya yang telah ada sejak zaman dahulu. Reog dimanfaatkan sebagai sarana untuk mengumpulkan massa dan sarana komunikasi. Kesenian reog terus berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Seperti kesenian reog di dusun Bener Prampelan, Kaligentong, Ampel, Boyolali yang berdinamika mengikuti arus zaman.
Seni reog menjadi pilihan masyarakat untuk memeringati hari penting, sepeti merti dusun, hajatan, hari kemerdekaan, bahkan tasyakuran nikah. Sebelum menjadi seni reog modern yang menyajikan pertunjukan dengan peralatan masa kini, sepereti drum, gitar, piano dan lain-lain, Seni Reog Ngesti Rahayu sempat memulai pertunjukan dari menampilkan wayang orang. Dari wayang orang beralih menjadi seni reog tradisional dengan menggunakan alat musik gamelan.

Warok

Warok merupakan pasukan yang bertarung antara kebaikan dan kejahatan yang dikisahkan melalui seni reog. Ada istilah warok tua dan warok muda. Istilah warok tua adalah pengayom, sedangkan warok muda adalah warok yang masih menuntut ilmu atau tahap belajar. Warok adalah orang yang mempunyai tekad suci, siap memberikan tuntunan dan perlindungan tanpa pamrih.
“Warok iku asale saking kata wewarah. Artine, wong kang dadi warok amargo iso menehi patunjuk utawi pengajaran kanggo wong lio ugi urip sing apik,” (warok berasal dari kata wewarah. Artinya, orang yang menjadi warok karena bisa memberi petunjuk atau mengajaran bagi orang lain tentang hidup yang baik) kata Sugeng, ketua seni reog ngesti rahayu.
Seperti melamar pekerjaan, warok juga memiliki beberapa syarat. Adapun syarat yang harus dilakukan oleh warok adalah tubuh harus bersih karena akan diisi (hal Ghaib), mengekang segala hawa nafsu, seperti berpuasa menahan lapar dan dahaga. Calon warok akan diberi berbagai ilmu ghabi atau ilmu kanuragan dan kebatinan. Setelah menguasai ilmu tersebut, calon warok dikukuhkan menjadi warok.
Warok mendapatkan sebuah senjata berupa tali panjang dan  tebal berwarna putih yang disebuat kolor wasiat. Kesaktian senjata tersebut dapat menjadikan warok dipandang sebagai orang yang disegani, bahkan beberapa orang ketika akan melakukan sesuatu meminta restu padanya. Namun kini hanya tinggal cerita, karena kini senjata tersebut tidak banyak yang memiliki. Pada umumnya, ilmu itu hanya untuk memebrikan pertolongan kepada orang yang sedang dilanda musibah atau kesusahan dan bahaya. Namun bila ada perlawanan, juga akan digunakan untuk membela diri.
Berbeda istilah dengan warokan. Jika warok adalah orang yang tidak suka menonjoolkan kesaktian ilmunya, namun jika warokan hanyalah sebuah pengiring yang tampil pada saat perunjukan reog.

Reog Tradisional vs Reog Modern

Reog tradisional identik dengan menggunakan alat musik gamelan, seperti kendang dan lain-lain. Reog tradisional disebut juga reog keprajuritan yang mempunyai pakem cerita Panji. Biasanya didalamnya terdapat prajurit kuda, prajurit tombak, dan punokawan. Sesajen juga turut disajikan dalam pertunjukan, seperti berbagai kembang, kemenyan, pisang kepok dan lain-lain.
Sedangkan reog modern merupakan jenis reog yang sudah diberi modifikasi masa kini. Seperti iringan musik dangdut atau campursari. Seni reog modern disebut juga dengan jatilan atau kuda lumping.  Kuda lumping merupakan seni tari yang dimainkan dengan properti berupa kuda tirauan, yaang terbuat dari anyaman bambu atau kepang. Ada beberapa yang menyebutkan bahwa Kuda Lumping menggambarkann kisah perjuangan Raden Patah, yang dibantu oleh Sunan Kaljaga, melawan penjajah Belanda.

Rabu, 17 Mei 2017

PK Vaganza Ajang Unjuk Bakat Sekaligus Panutan Awal Agenda Besar Fakultas Dakwah

Salatiga - Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah IAIN Salatiga menggelar acara PK Vaganza. Acara tersebut meliputi fashion show, pameran iklan, acoustics music,  dan pres realist pada Selasa (16/05). Acara ini adalah agenda dari mata kuliah Perencanaan Kehumasan (PK). Muna Erawati selaku dosen pengampu mata kuliah PK ini menuturkan bahwa acara PK Vaganza ini sebagai wujud praktik dari mahasiswa untuk mendalami mata kuliah. Dengan adanya praktik semacam ini, mahasiswa dapat lebih memahami lebih dari hanya sekedar teori.
Acara yang berlangsung di Gedung KH. Hasyim Ash'ari Kampus 3 IAIN Salatiga ini mendapat banyak apresiasi dari berbagai kalangan, terutama pihak dekanat yang telah sudi bergabung dan menyaksikan serangkaian acara tersebut. Meski acara tidak dibuka untuk umum, namun banyak mahasiswa dan staf karyawan yang ikut menyaksikan, sehingga launge room mejadi terlihat penuh dan padat. Hal tersebut jauh dari bayangan panitia sebelumnya.
"Meski banyak kendala yang dihadapi, namun saya tidak menyangka bahwa acara ini bisa menjadi pecah," ungkap Bahtiar Hamzah selaku ketua panitia.
Selain untuk ajang mempresentasikan diri dan menguji mental, kegiatan ini juga melatih agar mahasiswa bisa menjadi profesional. "Tidak hanya menguasai materi, namun mahasiswa juga harus bisa mempraktikan. Tujuannya agar terlihat beda dari kuliah yang lain, sehingga tidak bosan. Hal itu juga mengarah pada perkembangan zaman yang nantinya banyak orang yang malas mengurusi masalah tekhnis sehingga membutuhkan EO untuk menggarap acaranya. Jadi mahasiswa harus dilatih profesional mulai sekarang,"
Merujuk pada konsentrasi yang ada di KPI, seperti broadcasting, public relation dan jurnalistik acara ini menjadikan profesi yang diharapkan terlihat, sehingga mahasiswa tidak lagi ragu jika lulus dari KPI nantinya mau kerja dimana. Jika skill dan bakat mahasiswa sudah terbentuk hal tersebut menjadikan semangat pihak dekanat untuk mengembangkan sarana seperti laboratorium recording dan radio, yang rencana akan digarap setelah lebaran 2017.
"Acara PK Vaganza ini juga menjadi ajang sosialisasi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas KPI. Kegiatan ini bisa menjadi ajang sosialisasi dan bisnis. Dengan adanya kegiatan seperti ini masyarakat luas bisa tahu terutama calon mahasiswa bahwa KPI mampu berkarya dan bersaing dengan yang lain karena kita punya produk," tutur Mukti Ali selaku Dekan Fakultas Dakwah.
"Nah, untuk bisnisnya, dengan pakaian batik seperti yang dikenakan oleh para model, jika diuplade di media sosial bisa menjadi wadah bisnis. Siapa tahu nanti ada yang memesan batik atau sepatu, kan lumayan," tambahnya.
Harapan kedepannya untuk membuat acara seperti ini bukan hanya dari mata kuliah namun tingkat fakultas bahkan bisa tingkat IAIN. Sehingga dapat memberi kesempatan bagi mahasiswa dari jurusan lain yang juga ingin menunjukkan skill. (Ida Fadilah/KPI)
Foto by : @retnoindriast

Senin, 08 Mei 2017

Manggung di 17 Kota di Indonesia, Akhirnya Sisir Tanah Sampai di Salatiga



Salatiga - Kelompok Belajar Qoriyah Tayyibah (KBQT) menjadi tempat rilis band Sisir Tanah asal Yogyakarta pada Kamis 27 April. Lagu Bahagia adalah judul lagu yang di launching oleh band Sisir Tanah, lagu tersebut diciptakan oleh Bagus Dwi Danto. Lagu dengan genre folk ini bertujuan untuk menggambarkan petani yang bersusah payah dalam memberikan pangan untuk masyarakat.
Pada awalnya Danto berfokus pada sastra, terlebih puisi, namun pada akhirnya merambah ke dunia musik. Dulunya stok tulisan yang dibuat hanya untuk performan art. Tulisan-tulisan sastranya sempat diantologikan namun tidak dipublikasikan, hanya menjadi dokumen pribadi.
Alasan menggunakan nama Sisir Tanah karena menurut Danto nama ini unik dan jelas menggambarkan para petani. Sisir yakni gambaran alat yang digunakan untuk membajak sawah, dan tanah adalah tempat atau lahan yang dibajak. Hal itu menurutnya adalah proses awal yang bermanfaat untuk banyak orang.
Ketika membuat lagu dengan judul Lagu Bahagia, Danto masih terbawa sastra sehingga dalam liriknya pun masih banyak yang bermakna sastra. Lagu ini pada awalnya diciptakan untuk pribadi, namun pada akhirnya berkembang untuk didengarkan kepada orang lain. Pada proses syuting video klip, band Sisir Tanah hanya memakan waktu selama satu bulan. Setelah itu Danto mencari chanel  ke teman-temannya yang ada di seluruh Indonesia dengan tujuan ingin mengenalkan lagu sekaligus ingin mempromosikan lagu untuk rakyat ini.
Sisir Tanah manggung di 17 kota yang tersebar di Indonesia. Awalnya manggung di Jakarta Pusat dan akan diakhiri di Jogja pada tanggal 6 Mei di IFI. Pada awalnya berencana akan manggung di 20 kota di Indonesia namun ada 3 yang kota berhalangan yang terpaksa harus dibatalkan. Hebatnya band Sisir Tanah tour swadaya dengan biaya 0 rupiah karena modal mereka hanyalah sebuah tekad. Hal demikian karena Danto dan kawan-kawan menghubungi teman-temannya untuk membantu me-launching-kan lagu ini, seperti manggung di KBQT.
Pesan yang ingin disampaikan adalah cinta, bagaimana cinta bisa mempengaruhi segalanya. Kata cinta banyak digunakan dalam lirik Lagu Bahagia ini, pemilihan kata tersebut menurutnya bisa mengajak siapa saja yang mendengar untuk menjaga semangat hidup dan menyalakan harapan serta untuk memperjuangkan hidup mereka.
"Ayo bangun semangat hidup!" tutur Danto penuh semangat. "Arah kiblat lagu ini ke kehidupan cinta dan arah yang baik," tambahnya.
Dengan kata cinta Danto ingin mengungkapkan perasaan itu melalui Lagu Bahagia. (Ida Fadilah)

Selasa, 02 Mei 2017

Berlatih Jurnalis Lagi - LPM DinamikA



Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut (PJTL) adalah agenda rutin tahunan yang dilaksanakan oleh LPM (Lembaga Pers Mahasiswa) DinamikA Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pada tahun 2017 ini PJTL dilaksanakan di Kragilan, Pakis, Magelang.

Pembukaan acara pada Jumat, 21 April di Auditorium Kampus 2 IAIN Salatiga. PJTL disambut dan dibuka langsung oleh pembina, Guntur Cahyono. Sedikitnya 50 mahasiswa yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) mengikuti acara tersebut.

Tidak tanggung-tanggung acara berlangsung selama 5 hari, hal tersebut menurut panitia sebagai ajang untuk bisa berproses (jurnalis) lebih matang. Hasil dari pelatihan tersebut adalah majalah, majalah yang dibuat oleh masing-masing grup atau kelompok.

Kamis, 27 April 2017

Korelasi Antara Teori Sosiologi dan Komunikasi

Korelasi saling mendukung antara ilmu sosiologi dan ilmu komunikasi. Hal tersebut terjadi karena sosiologi itu adalah landasan ilmu komunikasi. Sebagaimana kita ketahui bahwa pembentukan kelompok yang terjadi melalui proses interkasi sosial, pembentukan masyarakat pun terjadi melalui proses interaksi antarkelompok. Proses pembentukan interaksi kelompok dan masyarakat luas itu terjadi melalui komunikasi. Komunikasi itulah yang menghasilkan interkasi sosial dan memungkinkan adanya kontak sosial. Pada kenyataannya bahwa yang menjadi perhatian komunikasi juga menjadi perhatian sosiologi. Hal ini terjadi karena ranah sosiologi komunikasi adalah kajian sosiologi dan kajian komunikasi seperti individu, kelompok, masyarakat, dunia dan interaksinya.
Efek media memiliki ruang bahasan yang luas terhadap konsekuensinya pada proses-proses sosial, menyangkut individu, kelompok, masyarakat maupun dunia, termasuk aspek-aspek yang merusak seperti kekerasan, pelecehan, penghinaan, bahkan sampai pada masalah-masalah kriminal. Pengaruh efek media juga ikut life style dan kelahiran norma sosial baru di masyarakat terutama pada masyarakat kosmopolitan, sekuler, cerdas, professional, materialis, hedonis serta perkembangan telematika tidak saja memasuki ranah sosial, namun juga memasuki ranah hukum dan bisnis.
Teori Sosiologi Positivis - Auguste Comte (1798-1857) mengembangkan pandangan ilmiahnya yakni positivisme atau filsafat sosial untuk menandingi pemikiran yang dianggap filsafat negatif dan destruktif. Positivisme mengklaim telah membangun teori-teori ilmiah tentang masyarakat melalui pengamatan dan percobaan yang kemudian mendemonstrasikan hukum-hukum perkembangan sosial. Aliran positivis percaya dengan kesatuan metode ilmiah akan mampu mengukur secara objektif mengenai struktur sosial. Ilmu baru ini akhirnya menjadi ilmu dominan yang mempelajari struktur sosial dan dinamika sosial (perubahan sosial).
Teori Agenda Setting - Agenda-setting diperkenalkan oleh McCombs dan DL Shaw (1972). Asumsi teori ini adalah bahwa jika media memberi tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting. Jadi apa yang dianggap penting media, maka penting juga bagi masyarakat. Dalam hal ini media diasumsikan memiliki efek yang sangat kuat, terutama karena asumsi ini berkaitan dengan proses belajar bukan dengan perubahan sikap dan pendapat.
Dalam teori agenda setting saat ini masyarakat begitu dipermainkan oleh media. Bahkan pemerintahpun seakan tunduk pada media, hal itu dikarenakan efek media yang ditimbulkan membuat pemerintah tak dapat berkutik. Dalam dunia jurnalis pemerintah telah memegang beberapa reporter dan wartawan untuk memberitakan hal yang baik saja. Apalagi dalam politik, partai tertentu telah meminta pada wartawan untuk menyorot isu atau peristiwa yang sekiranya memguntungkan namun harus dibumbui dengan sesuatu.
Seperti pada teori sosiologi positivis, Comte percaya bahwa pendekatan ilmiah untuk memahami masyarakat akan membawa pada kemajuan kehidupan sosial yang lebih baik. Dengan demikian, melalui sosiologi diharapkan mampu mempercepat positivisme yang membawa ketertiban pada kehidupan sosial. Mungkin pemerintah membungkam wartawan untuk tidak menguak kejahatan (korupsi misalnya) yang telah dilakukan karena hal tersebut bertujuan agar pemerintahannya supaya terdengar baik-baik saja. Pemerintah tidak ingin membuat kepercayaan yang telah dibangun di masyarakat menjadi hancur, karena pencitraan itu penting. Tak ubahnya seorang pejabat yang mempertahankan kekuasaan, meskipun ia sudah melakukan berbagai macam pelanggaran namun ia akan  tetap bersikeras untuk bisa pada posisi meskipun telah diujung tanduk.
Kedua teori tersebut menjelaskan bahwa untuk menuju kehidupan sosial yang lebih baik haruslah ada perencanaan yang matang sebelum informasi buruk menyebar. Meski harus dengan pembohongan publik namun hal itu memilki tujuan baik. Persoalan tersebut sudah viral dikalangan masyarakat.

Jumat, 21 April 2017

Hari Kartini - Berkaca dari Gadis Diffabel

Dalam meraih mimpi dan cita-cita seseorang tak musti memiliki fisik yang sempurna. Seorang penyandang difabel pun bisa menjadi sukses lantaran usahanya yang gigih. Meski berada dikeluarga lebih dari cukup namun tak ada niat yang menghalangi untuk menjadi gadis mandiri dan mau berusaha. Itulah Arifah, gadis berusia 32 tahun yang bertempat tinggal di Tlatar RT/RW 22/11, Tegalrejo, Tengaran, Kab. Semarang. Baginya diberi kesempatan untuk menghirup udara adalah sebuah rahmat luar biasa yang diberikan oleh Sang Maha Kuasa.
Merasa Berbeda dengan Yang Lain
Merasa beda? Ya tentu saja, dengan keadaan fisik yang abnormal sempat membuat Arifah putus asa. Pasalnya ia juga mempunyai keinginan untuk bersekolah seperti pada umumnya, namun hal itu urung dilakukan karena mengingat kondisi yang tidak memungkinkan. Terlahir menjadi anak pertama dari tiga bersaudara menjadikan Arifah kuat dan dewasa. Ia tak sendiri dalam menjalani hidup sebagai difabel, adiknya pun bernasib sama. Sebut saja dia Sodiq Maskuri (24), saat ini dia telah berada di BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta untuk bersekolah dengan penyandang difabel lainnya. Beruntung adiknya yang bernama Taufik ia bukan difabel, ia bisa dikatakan sempurna secara fisik. Rasa iri terhadap adiknya tentu ada, namun itu tak sedikitpun membuat Arifah berhenti menyayangi adiknya.
Rejeki Tak Pernah Tertukar
Wanita yang lahir di Kab. Semarang pada 9 Februari 1985 ini bukan seseorang yang mau berdiam diri dalam menjalani hidup, semangat yang luar biasa ia tanamkan dalam hati meski raga tak mendukungnya penuh. Keterampilan dalam membuat aksesoris telah membuka peluang besar dalam hidupnya, karyanya sudah ia pasarkan ke beberapa toko dan warung. Bahkan pernah ikut pameran di Jakarta, Semarang dan Salatiga. Dalam penjualannya yang masih minim dan meskipun penghasilannya tak sebanyak yang ia inginkan, namun hal itu tak membuatnya lengah. Ia terus belajar dan berusaha membuat kreasi yang mengikuti trend.
Pada awalnya ia hanya iseng ikut membuat aksesoris seperti bros dan bando dari tetangganya, Sumarjono. Arifah menganggapnya sebagai guru karena berkatnya ia kini bisa menjadi pebisnis. Tak lepas dari itu niat Arifah begitu besar dan kuat, cita-cita yang ia inginkan terwujud meski tidak secara instan. Justru dengan cara bertahap inilah yang membuat Arifah senang karena bisa menikmati sebuah proses, ia menjadikan waktu luang yang teramat banyak menjadi bermanfaat.
Dukungan Menumbuhkan Semangat
Dengan dukungan penuh dari keluarga, Arifah kini menjual aksesoris, boneka dan tempat pensil (dari kain flanel) melalui media online. Menurutnya ini adalah cara yang paling nyaman dalam berniaga, karena tak perlu lagi menyiapkan tenaga lain untuk menyetorkan barang yang dititipkan di warung dan toko.
Selain hanya duduk menunggu pesanan ia tak perlu lagi memikirkan bagaimana jika barang dagangannya tidak terjual habis. Karena sangat jelas, ia hanya perlu memotret satu barang lalu ia jual. Jika ada pesanan baru ia membuat, jadi tak akan sia-sia.
"Alhamdulillah setelah jualan di online tingkat penjualan menjadi 80%. Saya begitu bersyukur meski terkadang di php (pemberi harapan palsu) sama pembeli karena mereka hanya bertanya tapi tidak membeli, pesan tapi malah kabur," ujarnya dengan tertawa lepas.

Rabu, 19 April 2017

Pentingnya Toleransi dalam Komunikasi Antar Budaya Masyarakat-Tugas UTS Komunikasi Antar Budaya

Komunikasi antar budaya dari masing-masing daerah akan terjalin apabila masyarakat bisa saling memahami. Bagi masyarakat yang tinggal di daerah keraton, biasanya akan mengikuti tradisi atau budaya yang dilakukan didalamnya. Mereka cenderung toleransi terhadap ritual meski mereka tidaklah wajib mengikuti tradisi tersebut. Tanpa adanya pemaksaan pun mereka dengan sendirinya akan mengikuti arus budaya yang diciptakan.
Bagi masyarakat yang tinggal di pedesaan pastinya akan lebih ramah dan sopan kepada tamu daripada masyarakat kota. Di pedesaan, ketika ada tamu datang mereka langsung berbenah diri, mempersilakan dan menyuguhi apa yang mereka punya, minimal teh manis. Bahasa yang mereka gunakan juga halus, sehingga membuat tamu merasa begitu dihormati dan dihargai. Budaya seperti inilah yang patut dicontoh.
Berbeda dengan masyarakat kota, mereka cenderung jutek terhadap tamu. Jangankan orang asing, tetangganya sendiripun mereka terkadang tidak peduli. Sebagian dari mereka beranggapan bahwa 'saya sudah bisa hidup sendiri karena saya sudah punya pembantu dan satpam'. Dengan modal pekerjanya mereka sudah merasa hebat sehingga tak perlu lagi bersosial.
Tak mudah bagi seseorang yang baru pindah ke dalam suatu masyarakat yang kental akan budaya atau tradisi. Mau tidak mau mereka harus melakukan apa yang sudah menjadi budaya dimasyarakat tersebut. Misal mahasiswa yang KKN di daerah pelosok Kalimantan. Di masyarakat yang masih bersuku itu tentulah pendatang harus melakukan ritual penyambutan yang sangat asing.Pada awalnya mereka pasti melakukan penolakan budaya tersebut namun mereka terikat karena sudah terlanjur masuk ke daerah dan mereka membutuhkan masyarakat untuk menggarap programnya. Disinilah toleransi antar budaya berlangsung, mereka harus pandai berkomunikasi dengan masyarakat agar tujuan dapat tercapai.